The Real Heaven

Dia bilang "Surga itu ada di sini" sambil menunjuk ke arah dada, sudah kuduga kalau hal itu akan dikatannya, sudah sering saya mendengar analogi seperti itu, 

"Tidak tidak, surga itu tidak membatasi disini" saya pun menunjuk dada, 

"Tapi surga itu kombinasi dari sini, situ..." menunjuk dada sendiri dan dada dia " Dan merangkai seluruh elemen yang terjadi akibat kasih sayang, jadi surga tidak hanya ada di rumahmu, di rumah si Fani, di Rumah Zaenab, tapi di Rumah mana saja bisa hadir" 

Percakapan berhenti sejenak, otak terasa bagaikan putaran-putaran mesin dinamo di pabrik besar. 

Sore menjelang sementara putaran-putaran itu masih bekerja, 

"Tahu ngak, saya bisa menghadirkan pelangi yang indah?"

"Ah?! masa sih?" Penasaran. 

"Iya.. saya bisa menghadirkan pelangi yang indah di sini..." Menunjuk ke kepala, "Namun untuk mewujudkan semua itu lepaskan semua hal-hal yang kontras dengan pelangi, misalnya pikiran kalut, kacau, dan galau tidak akan menghadirkan pelangi yang indah" 

Ia menarik nafas panjang sembari pandangannya dalam, untaian mata yang saling tertuju sudah cukup sebagai komunikasi maknawi.... 

to be continued...

-oOo-




0 komentar:

Posting Komentar

The Real Heaven