Mecintai VS Melaknat???

Sungguh, mencintai lebih sulit dibanding melaknat,
Apakah yang melaknat itu sudah lebih baik daripada yang mereka laknat?
Meski sekeras apapun gaya mereka melaknat tetap saja Allah lebih keras LaknatNya...namun, kasih sayang Allah lebih besar dari murkaNya, dan selama masih bernafas pintu ampunan masih tetap terbuka. Sungguh Allah maha pengasih dan penyayang dan maha pengampun,

Daripada sibuk melaknat yang akan menimbulkan terus pertikaian, sebaiknya sibuk mencintai, karena mencintai bukanlah tindakan pengecut, mencintai adalah warisan sifat-sifat para nabi dan wali Allah, Mencintai dengan kasih sayang adalah tindakan yang pernah dilakukan oleh Para Imam.

Berbantah-bantahan bagaikan efek bola salju yang terus bergelinding semakin membuat merinding, kalau pun ada riwayat yang menulis tentang Nabi dan Imam pernah melaknat orang-orang kafir, cukup kita melihat dari dalam diri "Kita ini bukan nabi, kita ini bukan Imam, jangan sampai Nabi dan para Imam melaknat kita gara-gara melanggar apa yang diperintahkan, apa yang diajarkan, dan apa misi dari keyakinan ini", maka alangkah bijaknya jika berbuat sesuatu agar nabi dan Imam tersenyum, 

Jangan sampai kita berteriak melawan kezaliman tapi ternyata kita sendiri yang berbuat zalim. Alangkah indahnya riwayat perkataan Salman al-Farisi RA berikut ini : "Hendaklah bicaramu adalah zikir, diammu adalah berpikir, dan pandanganmu adalah mengambil pelajaran". 

Lantas bagaimana tentang ayat yang pernah kudengar bahwa semua makhluk yang bisa melaknat ikut melaknat?, bagaimana itu?, bisa atau tidaknya melaknat itu tetap saja kuasa Ilahi, Allah mengkuasakan laknatan terhadap siapa saja dikehendakiNya. Apakah tidak lebih baik kita berfokus menimbulkan cinta daripada laknat?, karena dengan cinta maka kezaliman terkikis, kegelapan berganti cahaya, dan kita tak perlu sibuk melaknat, cukuplah Allah sebagai penolong dan terus melawan kezaliman di dalam diri, kezaliman dari luar muncul karena kezaliman dalam diri, jangan sampai sifat-sifat yazidis dalam diri tumbuh subur tanpa kita sadari, jangan sampai kita teriak-teriak Labbaika Ya Husain, memasang Nama Husain besar-besar bahkan dicetak besar-besar tapi ternyata kerelaan berkorban demi kemanusiaan, keadilan dan agama ilahi masih enggan, masih itung-itungan, masih mementingkan diri sendiri, masih mementingkan masalah kenyamanan diri dan masih menggunakan agama sebagai mata pencarian.. Nauzubilllah min dzalik...

Ya Allah..ampunilah hamba dari segala khilaf, tolonglah hamba dari diri yang cenderung berbuat zali.. Allahumma shalli ala Muhammad wa Aali Muhammad wa ajjil farajahum...alfatiha.. 




0 komentar:

Posting Komentar

Mecintai VS Melaknat???