Mencoba Memahami Makna Revolusi Imam Husein

Berikut tulisan yang terinspirasi dari pertanyaan di facebook, lalu saya merangkainya seperti ini, silahkan berkomentar di bawah jika perlu semoga semakin menumbuhkan kualitas pemahaman dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. 

-oOo-

Antum cinta sama nabi?, apakah nabi cinta sama cucunya?, 
kalau demikian maka apa yang dicintai nabi maka wajiblah sebagai muslim juga mencintainya, 

Imam Husein alaihsalam beragama bukan menurut dirinya (Keinginan egonya) tapi berdasarkan ajaran Kakeknya, Muhammad SAW. apa yang telah dijalankannya sudah ada garis lurus atau keterhubungan atau berkesinambungan, 

Dari zaman Rasulullah dan sampai sekarang pun terjadi gejolak yang luar biasa, bahkan gejolak dari dalam diri manusia itu sendiri pun tak lupuk, Maka disinilah pentingnya ajaran yang suci, Husein meneruskan ajaran kakeknya atau lebih tepatnya MEMPERTAHANKAN KEMURNIAN ISLAM YANG SEBENARNYA, sebab dizaman itu sudah sangat masif, sebagai orang beragama tidak hanya kerjanya ceramah saja, menyuruh berbuat baik sementara ia sendiri belum tentu melakukannya apalagi dalam situasi yang sulit, 

Imam Husein melakukan "perlawanan" bukan karena kedudukan, ingin dikenang terus menerus, atau hal2 yang konyol. Namun justru Imam Husein sebagai penerus nabi telah memperlihatkan pada sejarah, kepada kita, bahwa menyerahkan segalanya pada Tuhan atau Tauhid adalah mutlak, dan tidak takut pada dunia beserta isinya, bahkan dengan tekanan yang begitu keras, tetap saja Imam Husein tegar dan "menyampaikan" kepada kita bahwa manusia itu bukan budak dunia, maka tancapkanlah keberanian dalam diri untuk tidak tunduk kepada dunia, tidak tunduk kepada penguasa dholim, kita ini adalah manusia bebas menuju Tuhan, manusia merdeka, meski pedang-pedang itu begitu beringas atau haus darah. DAN SETIAP WAKTU SELALU TERJADI REVOLUSI DALAM DIRI UNTUK MENERAPKANNYA DI LUAR DIRI. maka tak salah kalau saya selalu berteriak untuk memompa semangat perlawanan dalam diri itu atas panggilan Imam Hussein "ADAKAH PENOLONGKU?" dengan teriakan "LABBAIKA YAA HUSEIN..!!!"

Adakah penolongku?, ini untuk diri sendiri, 
sungguh agama ini selaras dengan gerakan filosofis, seperti shalat juga adalah gerakan filosofis yang bermakna bahwa kita menyembah hanya pada Allah dengan cara menundukkan ego, itulah mengapa jidat menempel di tanah, 

Dan sebagaimana dikatakan bahwa shalat mencegah perbuatan keji dan mungkar, itu berarti bahwa makna shalat telah diresapinya dengan baik sehingga memaksimalkan segala tindakannya untuk tidak terjerumus hal2 yang keji dan mungkar, menjadi hamba Allah. 

Jadi shalat bukan bertujuan untuk menyembuhkan rematik, melariskan rejeki, melanggengkan jodoh bagi yg jomblo atau bagi yg bukan jomblo tapi mau nambah, dan hal2 sifatnya dunia, namun hanya kepada Allah SWT semata . maka dari itu kita membutuhkan Muhammad SAW dan Ahlulbaitnya menuju pada Allah, sebab kita ini bukan orang2 yang suci maka untuk menuju yang suci haruslah orang yang suci, (konsep perantara). 





0 komentar:

Posting Komentar

Mencoba Memahami Makna Revolusi Imam Husein